Konflik Antar Suku/Bangsa
Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan
pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi
khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam
nya suku-suku di Indonesia dan berawal dari banyaknya suku-suku yang ada
tersebut konflik-konflik pembeda atau masalah budaya yang berbeda dan variatif
mulai bermunculan.
Konflik sering terjadi di kalangan masyarakat karena
manusia makhluk sosial dan memiliki beragam pemikiran dan cara masing-masing
untuk bersosialisasi. Konflik tersebut biasanya hal sepele tapi berhubung
menyangkut RAS atau budaya maka rasa simpati antar sesame budaya yang membuat
peperangan tersebut menjadi bukan hal yang sepele lagi. Kita ambil contoh
“Peperangan antar suku Madura dan suku dayak”.
Berawal dari masalah sepele yang mungkin bisa
diselesaikan secara kekeluargaan dan bisa tuntas dengan cepat tapi malah
sebaliknya persoalan demi persoalan terus dijadikan kambing hitam untuk
memancing adanya peperangan antar suku tersebut. Mungkin budaya tersebut
menjadi pemacu terjadinya peperangan tersebut.
Pertentangan antara warga asli Lampung dengan
warga Bali di Lampung merupakan salah satu contoh konflik yang baru saja
terjadi. Konflik ini terjadi karena kesalahpahaman antara dua kubu tersebut.
Akibat dari konflik itu, banyak korban yang berjatuhan, rumah-rumah yang
hancur, serta perpecahan dalam masyarakat. Faktor lain terjadinya konflik
adalah primordialisme, yaitu menganggap kelompoknya lebih tinggi dari kelompok
lain. Primordialisme ini sangat berpengaruh apabila terjadi di Indonesia,
karena mengingat Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku.
Selanjutnya adalah adanya kesenjangan ekonomi, missal kasus Sampit. Masyarakat
asli tidak menerima adanya perbedaan ekonomi dengan masyarakat pendatang
sehingga memunculkan konflik yang tidak berujung.
Selain dua faktor di atas,
adanya kesalahpahaman juga mempengaruhi terjadinya konflik, adanya perbedaan
keyakinan (agama) juga bisa menyebabkan konflik antar masyarakat, serta adanya
masalah politik seperti pada kerusuhan Mei tahun 1998.
Konflik sering terjadi di Indonesia,
seperti konflik antar etnis Lampung vs Bali, masyarakat vs anggota
TNI/Polri, konflik karena agama di Poso, dan yang terbaru ialah konflik antar
masyarakat dengan Polri di daerah Sumatra Utara. Pelanggaran HAM sudah pasti banyak
saat terjadi konflik. Seperti pelanggaran hak hidup dan hak berpendapat.
Tidak jarang para pelanggar HAM adalah mereka
yang seharusnya ikut menjaga keutuhan hidup bermasyarakat, yaitu para anggota
TNI/Polri yang dengan gampang bisa menembakkan peluru mereka ke arah
orang-orang yang berkonflik dengan sembarangan. Kasus hukum bagi pelanggar HAM
saat konflik masih terbelit-belit,bahkan ada yang belum diketahui identitas
pelakunya sampai saat ini seperti pada kasus kerusuhan Mei ’98 tentang
penembakan mahasiswa oleh anggota Polri.
Dalam hal ini pemerintah tentu
bertanggungjawab atas terjadinya konflik, apalagi jika sudah yang menyangkut
pelanggaran HAM. Karena setiap manusia memilik hak masing-masing dan apabila
ada yang menghalangi untuk mecapai hak tersebut maka pemerintah harus
bertindak. Namun seluruh masyarakat juga memiliki tanggungjawab yang sama agar
konflik tidak terjadi lagi di Indonesia, karena dengan begitu makan pelanggaran
HAM juga akan semakin sedikit.
Hal tersebut sebenarnya sudah diatur oleh undang-undang
sebagai berikut :
- Pasal 27 ayat 1 berisikan “Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
- Pasal 28D ayat 1 berisikan “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”
Cara mencegah terjadinya konflik, antara lain
dengan saling menghormati antar masyarakat, apabila hal ini terwujud maka
setiap orang akan memiliki perasaan yang sama, bahagia karena dihormati
sehingga memunculkan rasa menghormati oranglain. Selanjutnya dengan menjaga
kerukunan masyarakat, walaupun mungkin hal ini sulit mengingat masyarakat
Indonesia terdiri dari ratusan suku yang memiliki ciri watak berbeda-beda namun
akan menjadi mudah apabila sudah terbentuk suatu sikap untuk saling menjaga dan
mempertahankan kerukunan baik antar umat beragama, antar etnis, serta antar
suku bangsa yang kuat dari dalam diri masyarakat.
Serta dengan berpikir sebelum bertindak, ini
penting karena pasti ada akibat dari sebab. Setiap apa yang kita lakukan pasti
menimbulkan suatu akibat, apalagi akibat dari konflik yang negatif, yaitu
korban berjatuhan, hilangnya harta, maka harus selalu memikirkan matang-matang
setiap rencana. saya pikir, warga Negara yang baik adalah warga Negara
yang melandaskan hidupnya akan aturan yang dijalankan dengan baik dan menaruh yang sangat BURUK bagi para penerus nantinya
ditengah maraknya budaya asing yang sedang menjadi pembahasan kaum muda,
harusnya Indonesia lebih mengkokohkan pondasi budaya yang diwariskan, agar
supaya para generasi mendatang akan lebih kuat menahan arus tersebut.ghargainya.olehkarena itu masalah perang kebudayaan, dan masalah
masalah lain, ini menjadi contoh bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dan
tingkat sosial masyarakat yang sekarang terjadi smakin BURUK dan hal tersebut
menjadikan DISINTEGRASI.
Nama : Isma Maulani
NPM : 1A112063 (Transfer)
Kelas : 1KA02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar