Resensi
Novel “Supernova ; Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh”
Judul : Supernova;
Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Penulis : Dewi “Dee” Lestari Mangunsong
Penerbit : Truedee Books
Terbit Tahun : 2001 pada Cetakan
V
Tebal Buku : 231 halaman
Panjang buku : 21 cm
Lebar buku : 13,5 cm
Resensi
Novel ini dirilis 16
Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual
sampai kurang lebih 75.000 eksemplar. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan edisi
Inggris untuk menembus pasar internasional bekerja sama dengan Harry Aveling
sebagai penerjemah ke bahasa Inggris.Supernova pernah masuk nominasi
Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books.
Buku dengan tebal 231 halaman ini memang sangat
menarik untuk dibaca oleh orang yang menggemari sains, karena buku ini memang
didominasi oleh bahasa sains yang mudah dimengerti bagi penyuka sains. Tetapi
buku ini juga menarik bagi orang yang awam terhadap sains yang ingin menikmati
karya sastra yang dinominasikan sebagai Indonesia’s Best Fiction Award
2000-2001 (Novel Fiksi Indonesia Terbaik 2000-2001) ini. Orang yang awam
terhadap sains juga bisa menikmati novel ini karena di setiap halaman yang
dihiasi istilah sains yang sulit, selalu dilengkapi oleh footnote
(catatan kaki).
Penokohan yang dituliskan Dewi “Dee”
Lestari pun kuat untuk sebuah novel fiksi. Sifat dari karakter-nya pun dapat
terasa dengan jelas. Alur ceritanya pun tidak berbelit-belit dan tidak
berbasa-basi sehingga pembaca pun disuguhi cerita yang jelas tujuan dan
maksudnya.
Dikisahkan oleh Dee (Pangglan akrab
Dewi Lestari) ada dua pria yang mengalami penyimpangan perilaku seksual, mereka
gay (homo) yang sudah menjalani kehidupan menyimpang mereka selama 10 tahun,
Dhimas dan Ruben namanya. Diceritakan dalam novel tersebut, Ruben termasuk kedalam
geng anak yang selalu mendapat beasiswa, orang yang sinis, kuper yang hanya
cocok bersosialisasi dengan buku. Sementara Dhimas termasuk geng anak orang
kaya, kalangan mahasiswa Indonesia berlebih harta.
Mereka berdua membuat sebuah janji
“Sepuluh tahun dari sekarang, aku harus membuat satu karya. Satu masterpiece.
Satu tulisan atau riset yang membantu menjembatani semua percobaan sains,” kata
Ruben. Lalu Dhimas setuju, “ Fine. Sepuluh tahun buatmu, sepuluh tahun juga
buatku. Satu masterpiece. Roman yang berdimensi luas dan mampu menggerakkan
hati banyak orang. Akhirnya setelah sepuluh tahun berlalu, mereka mulai untuk
membuat sebuah karya yang bisa dibaca banyak orang. Sebuah roman sains,
romantis, puitis. Mereka membuat kisah cinta yang tidak biasa, kontroversial,
ada pertentangan nilai moral dan sosial.
Ruben dan Dhimas menulis Cerita Supernova
(Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh) mengisahkan 3 tokoh. Mereka bernama Ferre,
Rana, Diva. Ferre
adalah seorang pria
yang dapat dikatakan sempurna, tampan, mapan, produktif, menarik, dan
berjabatan tinggi, dia begitu menarik sehingga diidolakan oleh kaum hawa. Seorang
wartawati dari sebuah tabloid wanita yang telah bersuamikan Arwin mencoba
mewawancarai Ferre. Rana nama wanita itu, entah karena pribadi keduanya yang mempunyai
kecocokan keduanya pun saling tertarik dan menjalani hubungan terlarang antar
seorang pria lajang dan seorang wanita bersuami atau biasa disebut selingkuh.
Arwin, suami Rana, sama sekali tidak menaruh curiga pada sang istri, ia terlalu
cinta pada Rana. Wanita bersuami yang mengalami ketidakpuasan dalam berrumah
tangga ini pun mencoba mencari kepuasan lain dari Ferre dan diceritakan
hubungan mereka begitu mesra.
Suatu waktu Rana dihadapkan pada
kenyataan bahwa Ia harus memilih antara Ferre, pria yang menjanjikan kepuasan
namun tidak memberikan rasa aman saat bersamanya atau Arwin, pria mapan yang
membosankan namun dapat memberikan rasa aman saat bersama Rana. Saat Rana
merasa yakin dengan Ferre, ternyata Arwin datang dengan sebongkah harapan bahwa
ia akan membahagiakan Rana kelak. Rana pun goyah dan memutuskan hubungannya
dengan Ferre .
Ferre yang memang mencintai Rana sangat
sedih dan kecewa karena harapan yang sudah Ia bangun malah tidak sesuai pada
kenyataannya, sempat ia berfikir untuk bunuh diri. Namun ada seorang wanita
bernama Diva yg menyelamatkan Ferre dari keputusasaannya tentang hidup.
Diva dikatakan sebagai seorang wanita
berwawasan sangat luas, cantik, kaya, mapan dan berpikiran maju. Ia memang
seorang pelacur kelas kakap yang hanya menerima bayaran besar dalam bentuk
dolar, dan tanpa seorang mucikari oleh karena itu ia ingin dikenal sebagai
seorang wiraswasta (enterpreuneur) sejati. Pelanggannya pun hanya
orang-orang berkantong tebal.
Diva ternyata adalah tetangga seberang
rumah Ferre, setiap malam sebelum mereka tidur dari jendela masing-masing
mereka mengucapkan selamat tidur dan sepercik kekaguman terhadap pribadi
masing-masing.
Ferre pun berteman dekat dengan Diva
dan berangsur-angsur pulih dari pengalaman pahitnya. Tokoh lain yang juga
mewarnai cerita ini adalah Supernova, seorang cyber avatar (semacam
penyelamat/pertapa yang hidup di dunia maya) yang berpikiran luas terhadap
dunia dan menjadi tempat curhat (curahan hati) tokoh lain di novel ini.
Selain Supernova pun ada seorang pria yang menjadi pangagum juga yang dikagumi
oleh Diva, Gio seorang pecinta alam yang sudah menjelajahi hampir seluruh
permukaan bumi.
Cerita ini memang dapat dipandang
sebagai cerita yang unik. Karena ada sisi-sisi yang masyarakat kita anggap
masih tabu untuk dibicarakan malah diungkapkan dan diceritakan dengan cara yang
unik pula oleh Dee. Mungkin karena itu pula Dee memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki oleh penulis lain dimata para pakar karya satra. Karena para pakar
memandang Supernova sebagai karya sastra yang layak untuk diperbincangkan dan
tentunya dinikmati karena mengandung unsur sastra yang menarik untuk
dibicarakan.
Kata-kata yang menarik didalam novel Supernova:
“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah
darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung
sakitmu.”“Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya. Bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yg paling hina?”
“Kau hadir dalam ketiadaan, Sederhana dalam ketidakmengertian.
Gerakmu tiada pasti, Namun aku selalu disini, Menantimu.
Entah mengapa.
Nama :
Isma Maulani
NPM : 1A112063
Kelas : 5KA27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar